Kemunculan organisasi berbasis keagamaan di kalangan umat Islam merupakan bagian dari penguatan civil society. Pada awalnya pembahasan tentang civil society merupakan konsep dalam ilmu politik. Namun terma ini semakin menggelinding dalam diskursus politik Islam. Alexis de Tocqueville (1969: 192) memandang bahwa makna civil society adalah kelompok manusia yang mandiri tak bergantung pada negara. Bahkan Robert Putnam (1993) menegaskan bahwa civil society beririsan dengan modal sosial yang menjadi penciri organisasi sosial, semisal kepercayaan, norma, jaringan kerja yang dapat meningkatkan kapasitas sosial melalui tindakan-tindakan nyata. Dalam konteks organisasi Islam, maka wahyu Tuhan dibawa dalam wujud konkrit dan gerakan nyata. Ayat- ayat Tuhan tidak lagi hanya apa yang tertulis, namun juga apa yang teraktualkan. Wahyu menjadi semacam aktualisasi kecerdasan manusia yang selama ini terlihat samar, sebagaimana Schuon (1998:131) menyatakan bahwa “Revelation is an objectivization of the Intellect and that is why it has the power to actualize the intelligence which has been obscured – but not abolished – by man’s fall”.
Religi
Aktualisasi Wahyu Tuhan melalui Organisasi Keagamaan – Peran Organisasi Islam dalam Pembangunan Indonesia
Rp95,000.00
ISBN: …
Jumlah Halaman: 266
Penulis:
Suparto
Asni Leliana
Eko Prabowo
Muhammad Furqan MD
Muhammad Ronaydi
Randi Tamirano
Ahmad Mutawalli Nasution
Mustarim Ramadhan
Rohman
Atiqoh
Muhammad Dicky Hasbi Ash Shiddieqy
Nur Salim
Syifani Wirianisa
Nadia Cahaya Amanda
Muhammad Hafizul Aripin
Ainun Nasihin
- Editor : Suparto, M.Ed., Ph.D dan Syifani Wirianisa, M.Sos
Reviews
There are no reviews yet.